Quantcast
Channel: Opini UPI
Viewing all articles
Browse latest Browse all 110

IPSE, Wujud Kontribusi Bertaraf Internasional Bagi Pendidikan Guru di Indonesia

$
0
0

Oleh : ALIFA IRNA YASIN

(Mahaasiswi International Program on Science Education 2013, FPMIPA UPI)

 

 “APA itu IPSE? ”. Adalah pertanyaan yang sering kali muncul setiap kali mendengar kata “IPSE”. Baik masyarakat luas bahkan mahasiswa tidak mengetahui apa itu “IPSE”. Sebagian dari mereka tidak tahu sama sekali mengenai IPSE, namun sebagian dari mereka berasumsi bahwa IPSE adalah bagian dari Ilmu Sosial, padahal cakupan ilmu yang dipelajari dalam program studi IPSE sangat jauh dari asumsi masyarakat kebanyakan. Perlu berulang kali untuk menjelaskan apa itu “IPSE”, dari mulai cakupan ilmu yang dipelajari selama perkuliahan, proyeksi mengajar, dan spesifikasi bidang mengajar.

Pada era globaliasi ini Indonesia terus diintervensi dengan masuknya guru-guru dari luar negeri dan mengajar di sekolah-sekolah yang berstandar internasional di Indonesia, padahal masih banyak guru-guru dalam negeri yang kualitasnya sama bahkan bisa lebih. Hal inilah yang menjadi latar belakang lahirnya IPSE. IPSE merupakan singkatan dari International Program on Science of Education. Program studi ini didirikan pada tahun 2009 sebagai salah satu wujud kontribusi dari mekanisme pendidikan guru Indonesia untuk dapat bersaing di kompetisi internasional khususnya di pasar ASEAN. Selain itu didirikannya IPSE sebagai implementasi dari Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI) untuk pasar ASEAN dan sekitarnya.  Program studi ini hanya ada di Universitas Pendidikan Indonesia, kampus Bumi Siliwangi dan masuk dalam ruang lingkup Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FPMIPA). Program studi ini hanya mempelajari dasar-dasar keilmuan dari Matematika, Biologi, Fisika dan Kimia dengan menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar dalam perkuliahan. Hal ini dikarenakan lulusan IPSE diproyeksikan untuk mengajar di Sekolah Menengah Pertama bertaraf internasional baik didalam negeri maupun di luar negeri.

Di tahun 2013 ini juga diberlakukan kurikulum baru, sekarang pelajar SMP tidak belajar Fisika, Kimia, dan Biologi secara khusus, tapi mereka akan belajar mengenai “IPA TERPADU” dimana mereka belajar IPA secara general atau menyeluruh. Penetapan mengenai kurikulum ini juga telah berpengaruh besar terhadap eksistensi IPSE sendiri, karena guru-guru yang dibutuhkan dan tepat untuk kurikulum ini adalah lulusan-lulusan dari program studi IPSE.

Seperti yang telah dijelaskan bahwa program studi IPSE ini hanya ada di UPI, kampus Bumi Siliwangi. Namun sungguh ironi di UPI sendiri, IPSE hanya diketahui oleh para mahasiswa yang berada dalam ruang lingkup Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FPMIPA), itupun mungkin hanya segelintir orang yang tahu. Kalangan mahasiswa Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni (FPBS) beranggapan IPSE masuk dalam wilayah Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (FPIPS), karena mereka berasumsi bahwa IPSE adalah Ilmu Pengetahuan Sosial Ekonomi.

Ketidaktahuan para mahasiswa yang bukan dari FPMIPA mengenai IPSE memang wajar karena nama dari jurusan ini yang menggunakan bahasa inggris dan terdengar asing bagi kebanyakan orang, jumlah mahasiswanya yang sedikit dan ditambah lagi dengan usia dari jurusan ini yang masih sangat muda yaitu lima tahun. Selain itu mahasiswa dari IPSE sendiri kurang begitu membuktikan eksistensi mereka sendiri. Selama ini mereka membuat acara-acara yang hanya ditujukan untuk kalangan mereka sendiri atau kalangan disekitar FPMIPA. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa selama ini IPSE kurang begitu terkenal di kalangan kampus UPI sendiri.

IPSE diharapakan mampu membuktikan eksistensi mereka dengan mengadakan acara-acara yang mengundang seluruh fakultas untuk bergabung dan berpartisipasi dalam acara tertentu yang mereka buat. Selain untuk meninggalkan sifat ekslusifitas, acara seperti ini bisa digunakan sebagai ajang untuk memperkenalkan IPSE sendiri dan mempererat silaturahmi diantara para mahasiswa yang berasal dari jurusan dan fakultas yang berbeda-beda. Cara lain yang dapat ditempuh untuk menunjukkan eksistensi mereka adalah dengan aktif mengikuti UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) dan organisasi yang bukan dari jurusan mereka sediri yang dapat membuat mereka bergaul dengan mahasiswa dari jurusan dan fakultas lain. Sehingga lambat laun pasti mahasiswa IPSE akan dikenal oleh para mahasiswa lainnya.


Viewing all articles
Browse latest Browse all 110