Oleh: RINTO BOUTI
Alumni PPG Jurusan Pendidikan Matematika UPI 2013
BELAJAR memiliki maksud untuk mendapatkan pengetahuan, keterampilan dan penanaman sikap mental atau nilai-nilai yang sangat diperlukan dalam menjalani hidup dan kehidupan ini. Pembelajaran yang dimaksudkan pada kebaikan belum tentu menghasilkan hasil yang baik. Hasil yang baik dalam belajar memang tidak dapat diraih secara keseluruhan, tetapi yang dapat kita lakukan yakni mendekatkan hal-hal yang dapat menyebabkan hal itu. Oleh sebab itu sangat diperlukan jiwa inovasi dan terbuka terhadap nilai-nilai perbaikan demi mengasah keterampilan dalam belajar. Sebagai guru, tentunya diupayakan untuk selalu memperhatikan hal-hal berikut pada saat proses pembelajaran:
Pertama: Menyampaikan tujuan pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk memberikan gambaran pada peserta didik tentang apa yang harus diraih dalam belajar pada saat itu. Sehingga mereka lebih terfokus dalam pembelajaran yang akan dilakukan.
Kedua: Mengadakan apersepsi. Tujuannya untuk membantu peserta didik dalam memahami/menerima materi yang akan dipelajarinya. Sebab apersepsi dimaksudkan untuk mengingatkan peserta didik tentang materi prasyarat sebelum masuk pada materi belajar selanjutnya. Dengan demikian proses pembelajaran akan lebih mudah dilakukan baik oleh guru maupun perserta didik.
Ketinga: Memberikan motivasi. Motivasi dapat dilakukan dengan pemberian soal menantang dan akan dikerjakan setelah peserta didik mempelajari materi pada saat itu atau dengan mengaitkan materi dengan kehidupan real. Sehingga peserta didik merasakan bahwa belajar itu tidak kering dengan nilai-nilai kehidupan yang mereka jalani.
Keempat: Mengadakan sentuhan/sapaan/kunjungan secara merata pada peserta didik. Hal ini dimaksudkan agar semangat mereka belajar tetap stabil dan mengajarkan mereka untuk menghindari kecemburuan sosial. Meskipun hal ini sulit dilakukan, akan tetapi jika kita selalu membiasakannya, terus belajar dan mengevaluasi diri, maka Insya Allah seiring berjalannya waktu akan terasa mudah bagi kita.
Kelima: Memberikan konfirmasi. Meskipun pada kegiatan eksplorasi peserta didik menemukan formulasi yang sesuai, tetap kewajiban guru untuk memberikan konfirmasi, sebagai tindakan untuk menguatkan pemahaman dan keyakinan peserta didik terhadap materi yang telah diperolehnya. Jika peserta didik pada umumnya belum menemui formulasi/pengertian/rumus dari materi yang dipelajarinya, guru wajib mengadakan perbaikan kemudian melanjutkannya dengan pemberian konfirmasi.
Keenam: Mendorong siswa untuk merangkum materi yang telah dipelajarinya. Isi rangkuman diupayakan mengenai hal-hal/jalan yang dapat melahirkan formulasi/pengertian/rumus dari suatu materi belajar. Ibarat rusa liar agar mudah didatangi kembali harus diikat menggunakan tali. Begitu juga ilmu, agar mudah diingat dikala lupa, maka jalannya dengan mencatat, dan salah satu caranya adalah merangkum.
Ketujuh: Memberikan evaluasi. Pemberian evaluasi bertujuan untuk mengukur sejauh mana peserta didik menyerap materi yang telah dipelajari. Evaluasi idealnya dimaksudkan untuk mengetahui daya serap klasikal yang nantinya dapat dijadikan bahan intropeksi guru untuk selalu berinovasi dan terus belajar untuk mengembangkan pembelajaran yang membangun pengetahuan peserta didik dan bersifat efektif dan efisien. Pemberian evaluasi dapat dilakukan per pertemuan atau setelah kompetensi dasar telah selesai dipelajari oleh peserta didik, yang tentunya harus mengacu pada target waktu yang telah dirumuskan sebelumnya.
Kedelapan: Memberikan tugas rumah. Perlu ditanamkan pada peserta didik, bahwa tugas rumah memiliki tujuan yang sangat berharga bukan untuk membebani mereka, dimana pemahaman mereka pada materi yang telah dipelajarinya semakin diperdalam dan diperkuat. Tugas rumah diupayakan lebih variatif dan menantang siswa yang mengarah pada kompetensi, motivasi dan semangat belajar mereka .
Kesembilan: Ikhlas dan sabar. Jiwa yang ikhlas dan hati yang sabar dalam membelajarkan peserta didik adalah hal penting. Sebab kekuatan manusia dalam mengemban tanggung jawab terletak pada dua hal itu. Agar kesuksesannya dapat diraih di dunia maupun di akhirat maka upayakan ikhlas dan sabar itu karena Allah bukan karena yang lain.
Kesepuluh: Berdo’a. Berdo’a sebelum, saat, dan setelah membelajarkan peserta didik. Kita berusaha membiasakan diri untuk memohon kepada Allah kiranya diberikan kemudahan dalam membelajarkan peserta didik, dan dimudahkannya mereka dalam belajar. Penting juga bagi kita mendorong mereka untuk selalu melibatkan Allah dalam belajarnya melalui doa yang mereka lakukan. Sehingga nantinya pembelajaran tidak lepas dari nilai keberkanNya. Ketika peserta didik sukses maka mereka tidak lupa diri dan lupa daratan bahwa kesuksesan mereka itu hadir bukan semata karena usahanya, malainkan karena melibatkan sejumlah elemen baik orang tua, guru, saudara, teman, dll. Dari sini mereka akan belajar dan dibelajarkan tentang makna karakter dalam hidupnya.
Catatan: Tulisan ini merupakan hasil refleksi penulis selama mengikuti Pendidikan Profesi Guru (PPG) Matematika di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) tahun 2013.